AL-MU’RAB WAL-MABNI
Makalah
Disusun untuk memenuhi mata kuliah
NAHWU
Dosen pengampu :
ANAS MAHFUDHI, M.Pd. I
Oleh :
Yazid Dwi Prio utomo
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM SUNAN DRAJAD (STAIDRA)
Kranji Paciran
Lamongan
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kalimah adalah susunan dari beberapa huruf
hijaiyah yang mempunyai arti/makna, kalimah di bagi menjadi tiga yaitu : kalimah
isim (kalimah yang menujukkan arti suatu benda yang tidak di sertai waktu
dan tempat), kalimah fi’il (kalimah dan kalimah huruf ( kalimah yang tidak mampu
berdiri sendiri kecuali jika di rangkai dengan kalimah lain).
Jika kalimah itu di masuki ‘amil maka ada yang
akan terjadi suatu perubahan pada kalimat tersebut,dan pula ada yang tetap.
Oleh
karena itu maka perlu di ketahui bahwa kalimah itu ada yang mu’rab dan ada yang
mabni, dan di makalah ini kami akan sedikit banyak mengulas tentang mabni dan
mu’rab serta segala sesuatu yang berhubungan dengan keduanya.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian mu’rab itu ?
2.
Apa pengertian mabni itu ?
3.
Apa macam –macam dan bentu-bentuk kalimah mu’rab ?
4.
Apa macam-macam dan bentuk-bentuk kalimah
mabni ?
C. Tujuan
1.
Mengetahui
pengertian mu’rab.
2.
Mengetahui pengertian mabni
3.
Mengetahui
macam-macam dan bentuk-bentuk kalimah mu’rab.
4.
Mengetahui
macam-macam dan bentuk-bentuk kalimah mabni.
.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Mu’rob dan Mabni
Kalimah Mu’rab adala kalimah
yang akhirannya bisa berubah-ubah sesuai dengan ‘amil yang
memasukinya.[1]
Jadi jika suatu kalimah itu kemasukan ‘amil dan kalimah itu terjadi perubahan
pada akhiran kalimah itu, maka kalimah itu di sebut kalimah mu’rab contohnya
kalimah مِنَ الْمَسْجِدِ , disini terjadi perubahan
harakat akhir pada kalimah isim الْمَسْجِدِ, karena pada awalnya kalimah itu
harakat akhirnya di baca dhommah tapi karena ke masukan ‘amil, yaitu huruf jer
maka harakat akhir kalimah itu di baca kasrah atau majrur.
Kalimah Mabni adalah kalimah yang akhirannya
tidak bias berubah-ubah walaupun ada ‘amil yang memasukinya.[2] Jadi jika ada suatu kalimah yang kemasukan
‘amil baik nawasib atau jawazim atau huruf jer tapi akhirannya tidak berubah
maka kalimah itu di sebut kalimah mabni, contohnya لَنْ يَفْعُلَنَّ kalimah ini kemasukan ‘amil nawasib yakni لَنْ tapi harakat akhirnya tetap tidak berubah,
maka kalimah ini adalah di sebut kalimah mabni.
B.
Bentuk-Bentuk Kalimah Mu’rab
1.
Isim Mu’rab ( kalimah isim
yang bias berubah-ubah akhirnya) : ialah isim yang tidak ada serupa yang bisa
mendekatkan kepada kalimah huruf, isim ini bentuknya ada tiga belas macam :[3]
a.
Isim mufrad : adalah isim
yang berma’na satu, contohnya زَيْدٌ
b.
Isim tatsniyah : adalah isim
yang berma’na dua, dari isim mufrad yang di tambahi alif dan nun atau yak dan
nun, مُسْلِِمَانِ
c.
Isim mulhaq bismi tastniyah : adalah
isim yang bentuknya seperti isim tatsniyah tetapi tidak mempunyai mufrad اِثْنَانِ -
كِلَا هُمَا
d.
Isim jama’ mudzakar salim:
kalimah isim yang menunjukkan arti laki-laki banyak, dari isim mufrad yang di tambah
wawu dan nun atau yak dan nun contohnya - مُسْلِمُوْنَ , زَيْدُوْنَ
e.
Isim mulhak bijam’i mudzakar salim : adalah isim yang bentuknya seperti isim mudzakar salim, tetapi
tidak mempunyai syarat-syarat seperti jamak mudzakar salim contohnya, عِشْرُوْنَ
f.
Isim jama’ muanats salim :
adalah kalimah isim yang menunjukkan arti perempuan banyak, dari isim mufrad
yang di tambah alif dan tak contohnya,مُسْلِمَاتٌ
g.
Isim mulhaq bijam’i muanats salim :
adalah isim yang bentuknya seperti isim jama’muanats salim, tetapi tidak
memenuhi syarat-syarat sebagai isim jama’ muanats salim contohnya,اُولاتُ
h.
Isim jama’ taksir :
isim yang bermakna banyak, yang berubah dari bentuk mufradnya contohnya,رِجَا لٌ - كُتُبٌ
i.
Asmaul khomsah/sittah : contohnya,اَبُوكَ -- اَخُوكَ
j.
Isim maqshur : isim yang
huruf akhirnya berupa alif lazimah ( alif yang tetap(
contohnya,
زَكَرِيَّا
k.
Isim manqus : isim yang
huruf akhirnya berupa yak lazimah (yak yang tetap) contohnya, حِلْمِيْ -
سُعَوْدِ
l.
Isim ghoiru munshorif :
isim yang tidak menerima di tanwin, karena adanya alas an-alasan tertentu contohnya,اِبْرَاهِيْمُ – عُثْمَانُ
m.
Isim mudhof liyail mutakallim :
isim yang di sandarkan pada yang mutakallim (yak dhomir yang artinya saya ) contohnya, كِتَابِيْ - بَيْتِي ْ
Jadi bentuk-bentuk kalimah isim di atas adalah mu’rab dalam artian bahwa kalimah
isim tersebut akhirannya dapat berubah-ubah sesuai dengan amil yang
memasukinya.
2.
Fi’il Mu’rab ( biasa
berubah-ubah akhirnya) : ialah fi’il mudhori’ yang tidak bertemu nun taukid dan
nun jama’ inats, fi’il ini bentuknya ada lima macam:[4]
a.
Fi’il mudhori’ shohih akhir :
adalah fi’il mudhori’ yang huruf akhirnya berupa huruf sahih contohnya,يَنْصُرُ - يَقُوْلُ
b.
Fi’il mudhori’ af’alul khomsah :
fi’il mudhori’ yang bertemu dengan alif tatsniyah, wawu jama’ atau yak muanats
mukhothobah yang mengikuti salah satu lima wazan
يَفْعَلَانِ،
تَفْعَللآنِ، يَفْعَلُوْنَ، تَفعَلونَ، تَفعلينَ،
c.
Fi’il mudhori’ mu’tal bilwawi :
fi’il mudhori’ yang huruf akhirannya berupa huruf ‘ilat wawu contohnya,يَدْعُوْ – يَغْزوْ
d.
Fi’il mudhori’ mu’tal akhir bil yak : fi’il mudhori’ yang huruf akhirannya berupa huruf ‘ilat yak contohnya,يَرْمِيْ- يَجْرِيْ
e.
Fi’il mudhori’ mu’tal akhir bil alif : fi’il mudhori’ yang huruf ahirannya berupa huruf ‘ilat alif contohnya,يَخْشَى- يَرْضَى
Bentuk bentuk fi’il di atas adalah mu’rab, dalam artian bahwa
kalimah tersebut bisa berubah akhirannya sesuai ‘amil yang memasukinya, jika
yang masuk ‘amil nawashib maka kalimah tersebut akan di baca nashab, jika yang
memasuki kalimah tersebut ‘amil jawazim makam kalimah tersebut akan di baca
jazem.
C.
Bentuk-bentuk Kalimah yang Mabni
1.
Isim
mabni (harakat akhirnya tetap, tidah berubah-ubah) : ialah isim yang ada serupa
bisa mendekati kepada huruf, isim ini bentuknya ada enam macam:
a.
Isim
dhomir adalah kata ganti nama
contohnya هُوَ- اَنتَ
b.
Isim
maushul, contohnya الّذِي-
الّتِيْ
c.
Isim
isyaroh adalah kata tunjuk contohnya,هَذا- هَذِهِ
d.
Isim
syarat, contohya مَنْ-
حَيْثُمَا
e.
Isim
istifham adalah kata Tanya ,contohnyaمَا – اَينَ- هَلْ
f.
Isim
fi’il, contohnya صَهْ-
حََيّهَلْ
Jenis kalimah isim di atas adalah mabni, yakni kharakat/huruf
akhirnya tidak bisa berubah-ubah walaupun ada amil yang memasukinya, jadi sampai
kapan pun kalimah tersebut akan tetap sama seperti itu tidak akan ada suatu
perubahan sedikitpun.
2.
Fi’il mabni ( harakat
akhirnya tidak bias berubah-ubah) : ialah selain fi’il mudhori’ yang tidak
bertemu dengan nun taukid dan nun jama’ inats, dalam hal ini ada tiga :
a.
Fi’il
mudhori’ yang bertemu nun taukid atau nun jama’ inats contohnya,يَفْعُلَنَّ - يَفْعُلْنَ
b.
Fi;il
madhi contohnya,فَعَلَ - فَعَلُوا
c.
Fi’il
amar contohnya,اُفْعُلْ - افْعُلا
Jadi bentuk-bentuk kalimah fi’il diatas adalah mabani, sampai
kapanpun dan bagaimanapun kalimah tersebut tidak akan berubah, walaupun ada
‘amil yang memasukinya, baik ‘amil nawashib maupun ‘amil jawazim.
3.
Kalimah huruf itu semuanya
di mabnikan (tidak ada yang mu’rab(.seperti huruf jer ( مِنْ، أِلَى، عَنْ، عَلى,
( dan lain sebagainya,
D.
‘Amil nawashib dan ‘amil jawazim
1. Amil nawashib adalah suatu huruf yang bisa menashabkan fiil mudhari dan jumlahnya ada 10 (sepuluh), yaitu:[5] اَنْ, لَنْ, اِذَنْ, كَى, لام كى,لام الجهُود,حَتَّى,
الجَوَابُ بالفاء,واو،او
2.
‘Amil jawaziة adalah suatu huruf
yang bisa menjazemkan fiil mudhori’ dan jumlahnya ada12, yaitu : لم ،لمّا ،الَمْ ،الَّمّا ،لخ،لام امر، لام دعاء، لام نهى، لا نهى،
لادعاء، ان، ما، اذما، ايٌّ، متى،اياّن، اين،اَنَّي،حيثما ،كيف،
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Kalimah yang akhirannya bisa berubah-ubah itu disebut mu’rab, dan
kalimah yang akhirannya tidak bisa berubah-ubah itu di sebut mabni, kalimah
yang mu;rab jika kemasukan ‘amil maka pada khir kalimah tersebut akan mengalami
perubahan baik dari harakat atau huruf, tetapi jika kalimat itu mabni walaupun
ke masukan ‘amil apapun maka kalimah itu akan tetap sama yakni tidak ada
perubahan suatu apapun.
Bentuk-bentuk kalimah
mu’rab yaitu
a.
Isim Mu’rab ( kalimah isim
yang bias berubah-ubah akhirnya) : ialah isim yang tidak ada serupa yang bisa
mendekatkan kepada kalimah huruf, isim ini bentuknya ada tiga belas macam :
Isim mufrad ,Isim tatsniyah, Isim mulhaq
bismi tastniyah, Isim jama’ mudzakar salim, Isim mulhak bijam’i mudzakar
salim, Isim jama’ muanats salim, Isim mulhaq bijam’i muanats salim, Isim
jama’ taksi , Asmaul khomsah/sittah, Isim maqshuIsim manqus Isim ghoiru munshorif , Isim mudhof liyail mutakallim
b.
Fi’il Mu’rab ( biasa
berubah-ubah akhirnya) : ialah fi’il mudhori’ yang tidak bertemu nun taukid dan
nun jama’ inats, fi’il ini bentuknya ada lima macam:
Fi’il
mudhori’ shohih, Fi’il mudhori’ af’alul khomsah ,Fi’il mudhori’ mu’tal bilwawi Fi’il
mudhori’ mu’tal akhir bil yak, Fi’il mudhori’ mu’tal akhir bil alif,
Bentuk-bentuk
kalimah mabni
a.
Isim
mabni (harakat akhirnya tetap, tidah berubah-ubah) : ialah isim yang ada serupa
bisa mendekati kepada huruf, isim ini bentuknya ada enam macam:
Isim
dhomir ,Isim maushul, Isim isyaroh Isim syarat, Isim
istifham, Isim fi’il
b.
Fi’il mabni ( harakat
akhirnya tidak bias berubah-ubah) : ialah selain fi’il mudhori’ yang tidak
bertemu dengan nun taukid dan nun jama’ inats, dalam hal ini ada tiga :
Fi’il
mudhori’yang bertemu nun taukid atau nun jama’ inats, Fi;il
madhi, Fi’il amar.
c.
Kalimah huruf itu semuanya
di mabnikan (tidak ada yang mu’rab(.seperti huruf jer ( مِنْ، أِلَى، عَنْ،
عَلى, ( dan lain sebagainya,
B. Saran
Ketelitian
dan kejelian itu sangat penting,mudah-mudahan kita semua mampu mengidentifikasi
mana kalimah yang mu’rab dan mana kalimah yang mabni, terus lebih dalami ilmu
nahwu karena ini semua hanyalah baru dasar, sesungguhnya masih teramat lebih
luas dan dalm tentang pembahasan ilmu nahwu hususnya bab mu’rab dan mabni.
DAFTAR
PUSTAKA
Malik,ibnu., alfiyah ibnu
malik, Ter, Ah. Syafi’ ‘Ali, terjemah alfiah ibnu malik, Lamongan
:pon-pes TABAHn 1999.
Ibnu malik, alfiyah ibnu malik,
Ter, anwar,moch., matan alfiah
ibnu malik, Lamongan :ikatan penerbit Indonesia.TT
Malik,ibnu., alfiyah ibnu
malik, Ter, ‘Adlan,baqir, tafsir wattibyin limuqoshid, Lamongan
:pon-pes TABAH,TT.
sonhaji,imam. matan
ajurumiyah., Surabaya : alhidayah, TT
[1]
Ibnu malik, alfiyah ibnu malik, Ter, Ah. Syafi’ ‘Ali, terjemah
alfiah ibnu malik, (lamongan :pon-pes TABAHn 1999) Hal. 20
[2]
Ibid
[3]
Ibid. hal. 22
[4]
Ibnu malik, alfiyah ibnu malik, Ter, Ah. Syafi’ ‘Ali, terjemah
alfiah ibnu malik, (lamongan :pon-pes TABAHn 1999) Hal. 20
[5]
Imam sonhaji, matan ajurumiyah,(Surabaya : alhidayah, TT.)Hal. 8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar